Gorontalo (kabarjejakkasus.id) –Dunia Pendidikan kian mencuat Dugaan upaya pembungkaman kebenaran kembali mencuat terkait kasus mahasiswi yang disebut mengalami kesurupan di salah satu asrama kampus. Dua pihak yang disebut dalam dugaan ini yakni Thamrin, selaku Wakil Rektor III, dan Atiq Aqiqotul Hasanah, selaku Penanggung Jawab Pengelola Asrama.
Keduanya diduga berupaya membungkam mahasiswa agar tidak mengungkap kejadian yang sebenarnya. Sebelumnya, media kabarjejakkasus.id telah memberitakan peristiwa kesurupan tersebut. Namun, pihak kampus kemudian membantah dengan menyampaikan bahwa mahasiswi itu hanya “iseng dan suka duduk di tempat tersebut.”
Keterangan itu justru bertolak belakang dengan pengakuan sumber terpercaya. Dalam wawancara eksklusif, sumber tersebut mengungkapkan:
“Dia ini cuma dorang paksa untuk jangan bilang yang betul, bilang saja cuman suka duduk situ.” Pernyataan tersebut bahkan sempat membuat pihak kepolisian yang mendengar langsung merasa heran.
Menurutnya, Thamrin dan Atiq disebut terlalu fokus menjaga citra asrama, sementara mahasiswi yang bersangkutan justru mengalami tekanan mental berat. Ia harus menanggung beban sosial berupa komentar pedas dari publik, baik di dunia maya maupun di lingkungan kampus — dituding mencari sensasi, stres, hingga dikaitkan dengan masalah asmara.
“Jujur, saya sangat geram. Thamrin dan Atiq ini hanya memikirkan citra lembaga, tapi seolah tidak peduli dengan kondisi mental anak itu,” ungkap narasumber penuh emosi.
Saat dikonfirmasi ulang, narasumber menegaskan kembali bahwa kejadian pembungkaman tersebut benar terjadi dan bahkan disaksikan oleh sejumlah pengelola asrama lainnya.
















