Gorontalo, kabarjejakkasus.id –Dua unit ekskavator masing-masing berjenis Komatsu dan Hyundai yang beroperasi di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, dilaporkan dihentikan secara paksa oleh pihak tak dikenal pada (18/05) dini hari pukul 02.00 WITA, melalui aksi pencabutan kunci pengoperasian alat berat.
Belakangan, beredar bocoran percakapan WhatsApp antara pengurus alat berat dan pihak yang diduga sebagai pelaku pencabutan kunci (OTK). Dalam percakapan tersebut, terungkap bahwa pengurus alat telah menyampaikan keinginan untuk melanjutkan aktivitas, namun menyatakan kekhawatiran atas situasi keamanan. Mereka juga mengonfirmasi bahwa sejumlah dana operasional telah disetorkan ke kelompok yang dikenal dengan nama JOKER, yang selama ini disebut-sebut sebagai pihak pengendali lapangan.
Berikut kutipan percakapan yang bocor secara terbatas:
“Kami sebenarnya siap kerja kembali, cuma masih was-was karena kondisi belum aman. Setoran juga sudah kami masukkan ke JOKER.” — Pengurus Alat
“Kalau kalian sudah setor ke JOKER, terus kenapa masih takut kerja? Mereka tanggung jawabnya di mana?” — Pihak OTK
“Itu dia masalahnya. Kami sudah coba hubungi, tapi dari tadi tidak bisa tersambung. Kayaknya mereka lepas tangan.”
Percakapan ini menunjukkan indikasi kuat bahwa struktur kekuasaan informal dalam operasional PETI di wilayah tersebut tengah mengalami ketegangan. Setoran yang selama ini dimaknai sebagai bentuk ‘jaminan operasional’ tidak diikuti dengan perlindungan nyata dari pihak penerima, menimbulkan pertanyaan tentang kredibilitas pihak-pihak yang selama ini mengklaim otoritas.
Sampai rilis ini diterbitkan, belum ada tanggapan atau klarifikasi resmi dari pihak JOKER maupun representasi mereka di lapangan.
Insiden ini menandai potensi pergeseran struktur pengaruh dalam sistem ekonomi ekstraktif ilegal, serta memunculkan pertanyaan mendasar tentang siapa yang sebenarnya memegang kendali operasional di wilayah PETI Dengilo.
TimRedaksi