Gorontalo (kabarjejakkasus.id) — Klarifikasi yang disampaikan dokter IH melalui salah satu media daring justru memantik amarah kalangan mahasiswa kesehatan.
Aliansi Mahasiswa Kesehatan menilai klarifikasi tersebut bukan penjelasan, melainkan upaya memutarbalikkan fakta dan mencuci tangan atas perilaku kasar serta sikap arogan yang dipertontonkan sang dokter di hadapan mahasiswa profesi Ners.
Dalam insiden yang terjadi di ruang tindakan, dokter IH diduga melontarkan makian vulgar dan merendahkan martabat mahasiswa, menyebut “kuda cuki, tidak ada otak” di ruang publik.
Bagi aliansi, ucapan itu bukan sekadar emosi sesaat, melainkan cermin dari arogansi kekuasaan dan kerusakan moral dalam tubuh profesi medis yang semestinya menjunjung nilai kemanusiaan.
“Ucapan seperti itu tidak bisa ditoleransi! Dunia kesehatan bukan panggung arogansi,” tegas Majid Mustaki, Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa Kesehatan, dengan nada keras.
Majid menyebut, tindakan dokter IH mencoreng martabat profesi dan menampar wajah dunia pendidikan kesehatan.
Lebih pedas lagi, aliansi mengungkap bahwa ini bukan kali pertama dokter IH berulah.
Berdasarkan catatan internal, yang bersangkutan pernah membuat pernyataan tertulis agar tidak mengulangi perilaku serupa — namun janji itu kembali dilanggar mentah-mentah.
“Kami punya bukti tertulis! Dulu dia janji tidak akan mengulangi.
Tapi hari ini terbukti omong kosong. Ini bukti arogansi yang sudah mendarah daging,” lanjut Majid.
Aliansi menilai, tindakan tersebut telah melanggar etika profesi, merusak citra dunia medis, dan melecehkan nilai kemanusiaan.
Seorang dokter, kata mereka, seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing, bukan penguasa yang mempermalukan tenaga kesehatan di ruang publik.
Dalam pernyataan resminya, aliansi menuntut permintaan maaf terbuka dan tertulis dari dokter IH kepada seluruh mahasiswa Profesi Ners Universitas Negeri Gorontalo.
Klarifikasi lewat media dianggap tidak jujur, manipulatif, dan menyesatkan publik.
“Kalau dalam waktu 1×24 jam tidak ada permintaan maaf terbuka, kami akan turun ke jalan! Dunia kesehatan tidak boleh dikangkangi oleh arogansi dan kesewenang-wenangan!” tegas aliansi dengan nada ultimatum.
Lebih jauh, mereka juga mendesak Bupati Gorontalo untuk turun tangan.
Sebab, dokter IH adalah ASN yang seharusnya menjadi teladan, bukan pelaku penghinaan.
“Kami tidak akan diam! Ini bukan sekadar soal kata-kata kasar, ini soal kehormatan profesi, harga diri mahasiswa, dan masa depan etika di dunia kesehatan,”tutup Majid Mustaki penuh amarah.
















