Gorontalo, kabarjejakkasus.id. Dusun Iloponu, Desa BotuBilotahu, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato – Di tengah dinamika ekonomi lokal yang digerakkan oleh sektor pertambangan rakyat, muncul inisiatif bermakna dari komunitas penambang di Dusun Iloponu. Mereka tidak hanya bergiat dalam aktivitas ekonomi, tetapi juga menginisiasi kegiatan normalisasi saluran air di kawasan Hulude Bulahu—sebuah langkah konkret dalam menjaga lingkungan dan mendukung pembangunan Masjid Baitussalam sebagai pusat spiritual masyarakat. Aksi kolektif ini berlangsung pada Jum’at, (16/05/2025), dimulai pukul 10 pagi dan selesai menjelang magrib, mencerminkan sinergi antara kesadaran ekologis dan nilai-nilai keagamaan yang hidup dalam komunitas tambang.
Normalisasi ini merupakan bagian dari aspirasi masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan serta memastikan bahwa kawasan sekitar tetap kondusif dan bebas dari potensi banjir yang dapat mengganggu aktivitas sosial dan keagamaan. Kegiatan tersebut menjadi kelanjutan dari kesadaran kolektif rakyat penambang yang selama ini terlibat aktif dalam pembangunan masjid dan infrastruktur komunitas lainnya.
Ketua panitia pembangunan Masjid Baitussalam, Ismail Tino atau yang akrab disapa Ikram, menyampaikan apresiasi mendalam atas keterlibatan para pelaku usaha tambang rakyat yang telah menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap lingkungan dan pembangunan sosial.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para pelaku usaha tambang atau rakyat penambang yang telah memberi perhatian dan kontribusi terhadap berbagai aspirasi masyarakat Dusun Iloponu, termasuk dalam pembangunan Masjid Baitussalam dan kegiatan normalisasi di Hulude Bulahu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ikram menjelaskan bahwa kegiatan normalisasi ini merupakan hasil kesepakatan bersama rakyat penambang melalui forum musyawarah komunitas.
“Dari hasil keputusan musyawarah oleh rakyat penambang, disepakati bahwa kegiatan normalisasi akan dilaksanakan satu minggu satu kali. Dan sebagian dari anggaran normalisasi yang dikumpulkan satu kali akan dibantukan untuk pembangunan Masjid Baitussalam,” tambahnya.
Kebijakan ini mencerminkan integrasi antara pengelolaan lingkungan dan pembangunan spiritual berbasis partisipasi masyarakat. Selain menjadi upaya preventif terhadap ancaman lingkungan, normalisasi juga menjadi wujud dukungan terhadap pembangunan fasilitas ibadah yang representatif bagi masyarakat sekitar.
Melalui gerakan ini, rakyat penambang Dusun Iloponu menegaskan identitas mereka bukan hanya sebagai pelaku ekonomi rakyat, tetapi juga sebagai subjek utama dalam penguatan nilai-nilai keagamaan dan keberlanjutan sosial. Semangat gotong royong ini menjadi fondasi penting bagi tumbuhnya komunitas yang tangguh, peduli, dan mandiri.
TimRedaksi